Minggu, 31 Januari 2016

PNS TAK LAGI DAPAT UANG PENSIUN BULANAN NAMUN DIBERIKAN LANGSUNG SEKALIGUS !!

  1 comment    

Selamat malam bapak dan ibu yang berbahagia.Salam hangat dan sejahtera untuk kita semua. Pemerintah tengah mengkaji perubahan skema program pensiun dari Pay As You Go (PAYG) menjadi Fully Funded. Menurut Direktur Perencanaan dan Pengembangan Teknologi Informasi PT TASPEN (Persero) Faisal Rachman, skema pensiunan PAYG ini tidak akan berlaku lagi untuk Pegawai Negeri Sipil (PNS) yang masuk 2017 mendatang.

Perbedaan sistem baru Fully Funded dan PAYG itu yakni PAYG ditanggung sepenuhnya oleh Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), sedangkan fully funded ditanggung oleh pemerintah selaku pemberi kerja dan PNS selaku pekerja. “Pensiunan PNS lama yang (yang masuk) sebelum 2017 masih dengan PAYG. PNS lama di bawah 2017 diprediksi habis pada 2051,” ujar Faisal di kantor Taspen, Jakarta, Kamis (26/3/2015), seperti diberitakan Kompas.com.

Sementara itu, PNS baru yang masuk tahun 2017 dan setelahnya akan mendapat pensiunan dengan skema fully funded. Faisal memperhitungkan PNS baru ini akan pertama kali pensiun pada tahun 2054.

Faisal mengatakan, saat ini Taspen tengah mengajukan usulan skema iuran fully funded yang ditanggung pemerintah selaku pemberi kerja sebesar 10 persen, sedangkan iuran yang ditanggung PNS selaku pekerja sebesar 5 persen. “Draft sudah kami masukkan awal tahun,” terang Faisal.

Perubahan skema program pensiun ini disadari Faisal, didasarkan beratnya beban APBN yang dikeluarkan pemerintah untuk membayar PNS. Pada tahun ini pemerintah menganggarkan belanja pensiun sebesar Rp 80 triliun. Sedangkan pada tahun lalu realisasi pensiun yang diberikan sebesr Rp 70 triliun.
text-align: justify; vertical-align: baseline;"> 

“Diperkirakan pemerintah akan mengeluarkan belanja pensiun terbesar pada 2043, yang mencapai Rp 300 triliun,” ucap Faisal.

Hingga tahun ini, Taspen mencatat jumlah pensiunan sebanyak 2,53 juta orang, sedangkan jumlah pegawai aktif mencapai 4,52 juta orang.

Pengamat kebijakan publik, Agus Pambagio menilai pensiunan dengan skema PAYG memang membebani APBN. Setiap tahun, pemerintah mengalokasikan sekitar 30 persen dari APBN untuk belanja pegawai termasuk dana pensiun.

“Sistem baru harusnya bisa meringankan beban APBN. Tapi, jangan sampai perbedaannya jauh ketika pensiun dengan saat bekerja,” kata Agus.

(Sumber : tribunnews.com )

Demikian berita dan informasi yang dapat kami bagikan pada malam hari ini. Semoga bermanfaat untuk kita semua....
Kata kunci : Uang Pensiun PNS dibayar sekaligus, Gaji Pensiun PNS 2016, Pemberian Uang Pensiun PNS secara langsung sekaligus, Kenaikan gaji Pensiunan PNS 2016, Tunjangan Pensiun PNS

Kamis, 28 Januari 2016

Gaji Langsung Habis di Tanggal Muda? Baca Hadits Nabi Ini

   
50052
 
8http://webmuslimah.com/gaji-langsung-habis-di-tanggal-muda-baca-hadits-nabi-ini/

SHARE 
Gaji langsung habis
ilustrasi (Kontan.co.id)
Galau karena gaji langsung habis di tanggal muda? Untuk nafkah istri, bayar listrik, air, biaya pendidikan anak dan keperluan keluarga lainnya? Semestinya tidak demikian jika Anda membaca hadits-hadits ini.

Hadits pertama

دِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ فِى رَقَبَةٍ وَدِينَارٌ تَصَدَّقْتَ بِهِ عَلَى مِسْكِينٍ وَدِينَارٌ أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ أَعْظَمُهَا أَجْرًا الَّذِى أَنْفَقْتَهُ عَلَى أَهْلِكَ

“Satu dinar yang engkau belanjakan di jalan Allah, satu dinar yang engkau belanjakan untuk membebaskan budak, satu dinar yang engkau belanjakan untuk orang miskin, dan satu dinar yang engkau belanjakan untuk keluargamu, yang paling besar pahalanya adalah yang engkau belanjakan untuk keluargamu” (HR. Muslim)
Jangan galau, jangan bersedih hati jika gajimu (misalkan Rp 3 juta) habis untuk menafkahi istri dan anak-anak, lalu engkau tidak bisa sedekah untuk kaum dhuafa’ dalam jumlah banyak. Sesungguhnya nafkah untuk istri dan anak merupakan sedekah, bahkan pahalanya lebih besar daripada sedekah lainnya.
“Nafkah kepada keluarga itu lebih utama dari sedekah yang hukumnya sunnah,” terang Imam Nawawi.

Hadits kedua

أَفْضَلُ دِينَارٍ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ دِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى عِيَالِهِ وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ الرَّجُلُ عَلَى دَابَّتِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ وَدِينَارٌ يُنْفِقُهُ عَلَى أَصْحَابِهِ فِى سَبِيلِ اللَّهِ

“Dinar yang paling utama yang dibelanjakan oleh seorang lelaki adalah dinar yang ia belanjakan untuk keluarganya, dinar yang ia belanjakan untuk kudanya di jalan Allah (perlengkapan jihad), dinar yang ia belanjakan untuk sahabat-sahabatnya di jalan Allah”(HR. Muslim)
Jangan galau, jangan bersedih hati jika gajimu habis untuk menafkahi istri dan anak-anak. Sebab menafkahi istri dan anak-anak merupakan sedekah utama, bahkan lebih utama daripada membiayai jihad di jalan Allah. “Beliau (Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam) memulai dari keluarga,” demikian Abu Qilabah menyimpulkan urutan keutamaan dalam hadits ini.

Hadits ketiga

مَا أَطْعَمْتَ نَفْسَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ وَلَدَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ زَوْجَتَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ وَمَا أَطْعَمْتَ خَادِمَكَ فَهُوَ لَكَ صَدَقَةٌ

“Apa yang engkau nafkahkan untuk makanmu, ia dinilai sebagai sedekah bagimu. Apa yang engkau nafkahkan untuk makan anakmu, ia dinilai sebagai sedekah bagimu. Apa yang engkau nafkahkan untuk makan istrimu, ia dinilai sebagai sedekah bagimu. Apa yang engkau nafkahkan untuk makan pembantumu, ia juga dinilai sebagai sedekah bagimu.” (HR. Ahmad)
Masya Allah… bahkan apa yang kita makan, yang kita nafkankan untuk makan anak, istri dan pembantu juga dinilai sebagai sedekah.
Masihkah dirimu galau? Sungguh rahmat Allah sangat luas. [Muchlisin BK/Webmuslimah]

Tarjamah Basa Sunda Juz 1: 1. Al-Fatihah (Bubuka), ayat 1-7

Juz 1: 1. Al-Fatihah (Bubuka), ayat 1-7 diwahyukeun di Mekah saba'da Surat al-Muddatstsir

1. Kalayan asma-Na Allah Nu Maha Welas tur Maha Asih.


2. Sadaya puji kagungan Allah, Pangeran Nu Murbeng sadaya alam.


3. Nu Maha Welas Tur Maha Asih.


4. Nu ngawasa dinten wawales.


5. Mung ka Gusti abdi sadaya ibadah, sareng mung ka Gusti abdi sadaya neda pitulung.


6. Mugi abdi sadaya dipaparin pituduh kana jalan anu lempeng.


7. (Nyaeta) jalan jalma-jalma anu ku Gusti parantos dipaparin ni'mat, sanes jalan jalma-jalma anu dibendon ku Gusti, sareng sanes jalan jalma-jalma anu salasar lampah.


Tarjamah Basa Sunda Prof. DR. H.M. Djawad Dahlan



Rabu, 27 Januari 2016

Buku PAI Urutan Nabi-nabi Diubah, Nabi Muhammad Bukan Nabi Terakhir

http://www.portalpiyungan.com/2016/01/buku-pai-urutan-nabi-nabi-diubah-nabi.html?utm_source=dlvr.it&utm_medium=twitter&m=1


Buku Pendidikan Agama Islam (PAI) untuk kelas V SD yang dinilai menyesatkan beredar di wilayah Kabupaten Padang Lawas Utara (Paluta), Sumatera Utara.

Sejumlah orang tua murid yang anaknya bersekolah di tingkat SD mulai resah dan mengecam beredarnya buku tersebut.

Dalam buku yang diterbitkan oleh perusahaan penerbit Grafindo Media Pratama yang disusun oleh Fauzi Abdul Ghofur dan Masyhudi tersebut, terlihat pada halaman 86 disebutkan bahwa urutan nama-nama Rasul ALLAH tertulis bahwa Nabi Muhammad SAW adalah nabi di urutan yang ke-13 dan nabi urutan terakhir adalah Isa AS.

Salah satu orang tua siswa, Pak Dasopang (48) yang menemukan buku ini mengatakan, kesalahan pada buku tersebut diketahuinya setelah anaknya yang duduk di kelas V SD sedang menghapalkan nama-nama Rasul Allah sesuai dengan urutannya.

Da terkejut ketika anaknya menyebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW berada di urutan ke-13. Ketika anaknya ia tegur atas kesalahan itu, anaknya menjawab bahwa itu sesuai dengan isi yang terkandung dalam buku pelajaran mereka.

“Itu sangat menyesatkan, saya mengetahuinya waktu anak saya menghapalkan nama-nama nabi. Saya terkejut waktu ia menyebutkan bahwa nabi di urutan ke-13 adalah Rasulullah Muhammad SAW. Waktu saya tegur, ia bilang hal itu sesuai dengan yang ada di buku agamanya. Ketika saya lihat, memang benar disitu tertulis bahwa Nabi Muhammad berada di urutan yang ke-13. Apa tidak sesat namanya itu,” ujarnya.

Sebagai orang tua siswa, dirinya sangat mengecam atas penerbitan buku tersebut yang dinilai bisa menimbulkan kesesatan. Sebab, dipelajari oleh anak di tingkat SD yang masih memiliki nalar pendidikan agama cukup rendah.

Oleh karena itu, ia berharap agar pemerintah segera menarik buku pelajaran tersebut dari peredaran dan memberikan sanksi tegas kepada penerbitnya, sebelum buku tersebut memberikan pengajaran yang sesat kepada anak-anak generasi muda.

“Tolong pemerintah menarik buku itu dari peredaran secepatnya. Karena murid setingkat SD belum mampu menilai secara teliti muatan yang terdapat dalam buku itu. Sehingga apapun yang diajarkan dalam buku itu, akan mereka terima secara mentah-mentah tanpa melalui analisa panjang,” ungkapnya.

Sementara itu, Fadhlansyah Siregar Sag, Kepala SD Negeri 101330 Sidingkat, Kecamatan Padang Bolak, ketika ditanyakan terkait buku tersebut mengaku, dia juga telah mendengar informasi terkait beredarnya buku pelajaran agama yang dinilai menyesatkan tersebut. Namun, katanya, hingga saat ini, ia belum pernah melihat buku tersebut. Sebab, di sekolah yang ia pimpin menggunakan yang dikeluarkan oleh perusahaan penerbit yang berbeda.

Senada disampaikan Kepala sekolah SD Negeri 101080 Gunung Tua Masnurillah Harahap Spd. Ia juga mengaku sudah mendengar adanya peredaran buku Agama Islam yang menyebutkan silsilah Nabi Muhammad SAW berada di urutan ke-13 dan jelas hal itu merupakan kesalahan.

Selain itu, terkait adanya buku itu, pihak di sekolahnya tidak menggunakan buku Agama Islam terbitan Grafindo Media Pratama, akan tetapi terbitan Yudhistira.

“Memang ada infonya begitu, tapi sekolah kami tidak memaki buku terbitan Grafindo Media Pratama,” sebutnya.

Terpisah, Kakan Kemenag Paluta Drs H Azaman Harahap melalui Kasi Pendidikan Agama Islam Baikuni Harahap saat dikonfirmasi melalui selulernya mengatakan, pihaknya juga sudah mendengar tentang informasi terkait buku tersebut. Namun hingga saat ini, pihaknya belum pernah melihatnya secara langsung.

Meski begitu, ia menyebutkan bahwa pihaknya akan menindak lanjuti hal tersebut dengan segera melakukan koordinasi dengan Dinas Pendidikan Paluta. Sementara itu, Kadis Pendidikan Paluta Drs Umar Pohan melalui pesan singkatnya membenarkan adanya informasi terkait adanya buku pelajaran Agama Islam yang dinilai bisa menyesatkan.

Namun, ia mengakui belum pernah melihat buku itu sama sekali. Meski begitu, jika memang ada buku pelajaran Agama Islam yang menyimpang, pihaknya akan segera menariknya dari seluruh sekolah. (ais)

Sumber: http://metrotabagsel.com/2016/01/21/485/tolong-buku-ini-tarik-dari-peredaran/2/

***

"Saya tukang Lay out tau mana yang disengaja mana yang tidak, ini disengaja, kita tidak bisa di bohongi, saya minta buku itu di cabut dan di cari tau yg membuat penyesatan dan di bawa ranah hukum," komentar Jon Edi · Works at Jop sambilan.

Minggu, 24 Januari 2016

BUNUH JUTAAN ORANG_MAO ZEDONG BUKAN TERORIS KARENA BUKAN MUSLIM

Mao Zedong dan Korban 70 juta Jiwa

Coen Husain Pontoh
Mahasiswa Ilmu Politik di City University of New York (CUNY)http://indoprogress.blogspot.co.id/2010/12/mao-zedong-dan-korban-75-juta-jiwa.html


DALAM buku Understanding the Venezuelan Revolution, Martha Harnecker mengajukan pertanyaan kepada presiden Venezuela Hugo Chavez, “….faktor apa dalam hidup anda yang memberikan inspirasi secara politik dan apa visi anda bagi gerakan kiri Venezuela?” Chavez menjawab pertanyaan itu agak panjang, mulai ketika ia menjejakkan kakinya ke akademi militer pada 1970 serta keunikan sistem pendidikan militer Venezuela. Di akhir jawaban ia menutupnya dengan kalimat, “saya sangat suka tulisan-tulisan Mao dan saya mulai membaca karya-karyanya lebih banyak lagi.”

Menurut Chavez, setelah membaca karya-karya Mao, ia sampai pada beberapa kesimpulan yang sangat mendasar. Salah satu yang paling penting dan paling diyakininya dari Mao adalah pengibaratan hubungan rakyat dengan tentara seperti keberadaan air bagi ikan. Air akan terus eksis tanpa ikan, sebaliknya ikan tak bisa hidup tanpa air. “Saya selalu percaya itu dan terus mencoba untuk menerapkannya…. Saya melihat kebutuhan yang kuat akan hubungan antara rakyat dan tentara,” ujar Chavez.

Pengaruh Mao Zedong (Mao Tse Tung) pada Chavez hanyalah satu contoh, bagaimana ajaran dan teladan Mao melintasi daratan Cina. Pada masa Perang Dingin, pengaruh itu jauh lebih besar lagi. Partai Komunis Indonesia (PKI), partai terbesar ketiga di dunia saat itu, bahkan membangun aliansi dengan Partai Komunis Cina (PKC) dalam bentuk Poros Jakarta-Peking. Secara teoritik, pengaruh Mao diduga memengaruhi analisa ekonomi-politik PKI tentang struktur masyarakat Indonesia, yang menyimpulkan masyarakat Indonesia adalah “setengah feodal, setengah kolonial.”

Pada 1968, ketika gerakan mahasiswa bergolak di jalan-jalan utama Perancis, banyak aktivisnya yang sangat dipengaruhi oleh ajaran-ajaran Mao. Ilmuwan politik Ellen Meiksins Wood mengatakan, strukturalisme Althusser yang anti humanis dan kalangan post-Marxis yang menolak pendekatan kelas dalam analisa sosial, salah satunya berakar pada Maoisme ini. Pengaruh Mao juga tampak pada Alan Badiou, salah satu filsuf kiri Prancis terkemuka saat ini.

Kalau kita mengikuti sejarah pemikiran dan praktek politik dari lelaki yang lahir di kota Saoshan, provinsi Hunan, 26 Desember 1893, maka pengaruhnya yang melintasi tembok Cina sangatlah wajar. Pria yang akrab disapa Paman Mao oleh pengikutnya itu, adalah pemimpin revolusi Cina dan kemudian menjadi pemimpin tertinggi Republik Rakyat Cina pada 1949. Sepanjang karir revolusionernya, Mao sarat dengan kontroversi. Dan tidak ada yang paling kontroversial selain tuduhan bahwa akibat program dan ambisi pribadinya akan kekuasaan yang tak terbatas, Mao telah membiarkan puluhan juta rakyat Cina mati kelaparan. Merayakan 117 tahun kelahirannya, tulisan ini akan menyoroti kontroversi itu.

Lompatan Jauh ke Depan

Pada Desember 1957, Mao mendeklarasikan program pembangunan ekonomi yang disebut “The Great Leap Forward” atau “Lompatan Jauh Ke Depan.” Menurut ekonom Minqi Li, cerita konvensional soal program Lompatan Jauh ke Depan dan seluruh kegagalannya, karena Mao memaksakan versi utopian komunisnya kepada para pemimpin partai. Melalui program-program yang tak ada justifikasi ilmiah dan bukti historis, Mao telah memaksa para pemimpin partai di tingkat provinsi dan lokal untuk memenuhi target produksi besar-besaran yang tidak realistis kepada para petani. Tidak adanya komunikasi yang efektif dan desentralisasi yang tidak masuk akal telah menyebabkan aktivitas ekonomi nasional mengalami kekacauan dan terjadi misalokasi sumberdaya yang luar biasa. Sementara itu rangsangan kepada petani untuk berproduksi semakin menurun akibat penentuan level pendapatan secara besar-besaran melalui sistem komune.

Hal-hal ini kemudian menyumbang pada gagalnya hasil produksi pertanian pada 1959 hingga 1962. Situasi gagal panen ini makin memburuk ketika pemerintah pusat mengambilalih produk pertanian kacang-kacangan dari daerah pedesaan, guna memenuhi kekurangan produksi kacang-kacangan secara nasional dari perkiraaan semula.

Akibat paling buruk dari gagalnya program Lompatan Jauh ke Depan ini, terjadi kemiskinan dan kelaparan massal yang luar biasa di seluruh Cina. Kemiskinan dan kelaparan ini adalah sesuatu yang terbesar dalam sejarah Cina, bahkan diklaim terbesar dalam sejarah umat manusia. Dan ini bukan kemiskinan biasa, melainkan kemiskinan yang mematikan dengan jumlah korban yang mendirikan buluroma. Para intelektual liberal dan pemimpin Cina pasca Mao, mengeluarkan angka-angka yang berbeda mengenai jumlah penduduk yang meninggal akibat kelaparan itu.

Pemerintah Cina di bawah Deng Xiaoping, dalam rangka pembabatan warisan Mao, terutama berkaitan dengan Lompatan Jauh ke Depan dan Revolusi Kebudayaan, mengeluarkan laporan resmi bahwa jumlah penduduk yang mati akibat kemiskinan dan kelaparan tersebut mencapai 16,5 juta orang. Para peneliti Amerika, mengajukan angka yang lebih besar lagi, 30 juta orang. Jung Chang dan John Halliday, dalam buku larisnya Mao: the Unknown Story, muncul dengan angka 70 juta, dan buku terbaru dari sejarahwan Frank Dikötter, Mao’s Great Famine, menyebutkan angka sebesar 45 juta orang.

Validitas data

Munculnya beragam angka yang menyebutkan tingkat kematian itu, mungkin tidak begitu penting bagi sebagian kalangan selama ini. Toh kampanye yang dituju telah tercapai, “Mao telah membiarkan rakyatnya mati akibat kemiskinan dan kelaparan.” Tetapi, bagi mereka yang ingin menegakkan kebenaran ilmiah, jumlah angka yang berbeda-beda itu menimbulkan pertanyaan serius menyangkut validitas dan akurasi dari mana dan bagaimana angka itu diperoleh?

Berhadapan dengan kontroversi itu, kita mesti melampaui metode perhitungan statistik. Saya ingin mengajak anda untuk melihat perkembangan ekonomi dan sosial pada masa penerapan program Lompatan Jauh ke Depan. Demografer Judith Banister, salah satu pendukung tesis “the great death toll” mengatakan, dilihat dari segi tingkat harapan hidup pada tahun 1973-1975, maka posisi Cina lebih baik dari negara-negara Afrika, Timur Tengah, Asia Selatan, dan banyak negara Amerika Latin. Pada tahun 1981, Banister bersama S. Preston, menulis tentang “hasil luar biasa” yang dicapai pemerintah RRC berkaitan dengan pengurangan tingkat kematian, dengan tingkat harapan hidup diperkirakan mencapai 1,5 per tahun per kalender sejak negara komunis itu memerintah pada 1949. Tingkat angka harapan hidup meningkat dari 35 pada 1949 menjadi 65 pada 1970, saat dimana Mao masih berkuasa hingga ajal menjemputnya.

Data yang dikeluarkan oleh rejim Deng Xiaoping, juga menunjukkan angka pertumbuhan yang positif. Misalnya, produksi industrial meningkat sebesar 11,2 persen per tahun dari 1952-1976 (bertumbuh 10 persen per tahun selama periode revolusi kebudayaan yang dituduh sebagai periode terkelam dalam sejarah Cina). Pada tahun 1952, sumbangan sektor industri terhadap pendapatan nasional bruto sebesar 36 persen. Pada 1975, sumbangan sektor industri meningkat menjadi 75 persen, sementara sumbangan sektor pertanian sebesar 28 persen. Data lain dari Guo Shutian, mantan direktur kebijakan dan hukum kementrian pertanian Cina di masa Mao menyebutkan, benar bahwa produksi pertanian menurun dalam periode 1949-1978, karena “bencana alam dan kesalahan dalam praktek.” Namun demikian, ia mengatakan antara 1949-1978 jumlah produksi pangan biji-bijian meningkat sebesar 145,9 persen dan total produksi pangan meningkat sebesar 169,6 persen. Selama periode ini, penduduk Cina bertumbuh sebesar 77,7 persen. Berdasarkan data ini, menurut Shutian, produksi pangan per kapita Cina meningkat dari 204 kg menjadi 328 kg dalam periode tersebut.

Menyimak data-data di atas, menjadi aneh jika melihat jumlah puluhan juta orang yang meninggal akibat kelaparan dan kemiskinan. Dimana rasionalisasinya? Jika asumsinya tampilan ekonomi yang positif itu hanya terkonsentrasi pada segelintir elit partai, hal itu tidak sesuai dengan kenyataan bahwa pada masa Mao tingkat kesenjangan sosial masyarakat Cina adalah yang terbaik sepanjang sejarahnya. Berhadapan dengan keanehan ini, maka kita punya dua pilihan:pertama, percaya buta bahwa memang pada masa Lompatan Jauh ke Depan ada puluhan juta orang yang mati; atau kedua, kita menganggap angka-angka puluhan juta itu tak lebih sebagai propaganda murahan kalangan yang anti revolusi Cina. Namun demikian, pandangan hitam putih ini tidak memberikan banyak manfaat dalam melihat lebih jernih kontroversi tersebut, kecuali sikap ya tidak, ya tidak.

Ekonom Minqi Li memberikan penjelasan yang menarik soal itu. Menurut Li, data kasar tingkat kematian adalah 11.98, 14.59, dan 14.24 per seribu untuk tahun 1958, 1959, dan 1961. Sementara data kasar tingkat kematian untuk tahun 1960 adalah 25.43 per seribu. Tetapi, jika dibandingkan dengan tahun 1936 dan 1938, dimana data kasar tingkat kematian sebesar 28 pe seribu, padahal tahun-tahun itu bukanlah tahun-tahun yang miskin, lalu mengapa tahun 1960 disebut tahun kemiskinan? Boleh jadi alasannya, demikian Li, bahwa jumlah sebesar itu terjadi karena tahun 1936 dan 1938 adalah tahun perang dan pemerintah nasional juga tidak bisa mengontrol seluruh wilayah. Jika logika ini dipakai, maka pemerintah nasional tentu hanya bisa mengoleksi data dari wilayah yang bisa dikontrolnya, yang secara komparatif tentu lebih aman dan secara ekonomi lebih baik. Demikian juga, jika dibandingkan dengan rata-rata angka kasar tingkat kematian di seluruh dunia yang mencapai 18.5 per seribu pada 1950, maka angka kasar tingkat kematian di Cina pada tahun tersebut hanya sebesar 18 per seribu. Patut diketahui bahwa tahun 1950 adalah tahun pertama yang paling damai sejak Cina di bawah pemerintahan PKC. Dengan perbandingan ini, dimana tahun yang paling parah adalah 1960, maka menurut perhitungan Li, jumlah penduduk yang mati pada masa Lompatan Jauh ke Depan adalah sebesar 4.9 juta atau 0.7 persen dari total populasi Cina.

Tanggung jawab Mao?

Siapa yang harus bertanggung jawab atas tragedi kemanusiaan itu? Setelah program Lompatan Jauh ke Depan usai, pemerintah Mao menerbitkan laporan yang menyebutkan bahwa tragedi itu disebabkan oleh 70 persen akibat bencana alam dan 30 persen akibat kesalahan manusia. Tetapi, setelah rejim Deng Xiaoping berkuasa, komposisi itu dibalik: 70 persen akibat kesalahan manusia dan 30 persen akibat bencana alam. Dan 70 persen itu bebannya ditanggung oleh Mao Zedong.

Selama beberapa dekade, para intelektual liberal di Cina maupun di Barat, terus-menerus menabuh gendang yang sama, bahwa Maolah satu-satunya orang yang harus bertanggung jawab atas kematian jutaan orang tersebut. Tuduhan ini didasarkan pada asumsi bahwa kekuasaan Mao terhadap partai dan negara adalah absolut. Asumsi ini sebenarnya sangat lemah. Studi-studi yang dilakukan para sinolog seperti William Hinton, menunjukkan bahwa para elite PKC tidaklah monolitik dan kekuasaan Mao tidaklah absolut. Hinton mengatakan, sejak kemenangan revolusi 1949, elite PKC terbelah menjadi dua faksi, yakni antara mereka yang menganut pendekatakan Politics in Command (PiC) atau penganut jalan sosialis yang berpusat pada figur Mao dan penganut pendekatan Technique in Command (TiC) atau penganut jalan kapitalis dengan tokoh sentralnya Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping. Kedua faksi ini terus-menerus memperebutkan pengaruhnya di kalangan birokrasi partai, negara, dan tentara. Dan dalam beberapa situasi historis tertentu, Mao menemukan posisinya sangat minor di kalangan pimpinan partai.

Dengan mengerti adanya faksionalisasi ini, maka tuduhan bahwa Mao adalah sosok yang paling bertanggung jawab atas peristiwa kematian massal tersebut adalah sebuah lelucon. Studi yang dilakukan generasi baru intelektual Cina, seperti Cheng Zhidan dengan jelas membantah tuduhan para intelektual kanan tersebut. Ilmuwan politik Dongping Han, yang keluarganya menjadi korban dalam peristiwa tersebut, setelah melakukan riset mendalam di wilayah-wilayah yang paling parah menderita kelaparan menemukan bahwa penduduk usia lanjut di daerah tersebut tidak pernah menyalahkan Mao atas tragedi itu.

Kalau bukan Mao, lalu siapa yang mesti bertanggung jawab? Ceritanya, seiring perubahan kepemimpinan politik di Uni Sovyet pasca kematian Stalin, Mao yang saat itu berusia 63 tahun mulai mengajukan gagasan untuk kepemimpinan baru di PKC pada kongres kedelapan partai yang berlangsung dari tanggal 12-27 September 1956. Kongres dilaksanakan ketika kondisi kesehatan Mao tengah memburuk, dan ia tidak ingin jika kematian menjemputnya terjadi pertarungan kekuasaan di partai, sebagaimana yang terjadi di Uni Sovyet pasca Stalin. Setelah kongres 1956 itu, Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping menjadi figur “garis depan” yang menangani urusan dalam negeri partai sehari-hari. Liu kemudian menempati posisi kedua tertinggi dalam partai dan selanjutnya menjadi pimpinan PKC setelah 1959. Sementara Deng menjadi sekretaris jenderal partai, yang kedudukannya nomor empat setelah Mao, Liu, dan Zhou Enlai. Mao secara bertahap mundur ke “garis kedua” dan menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengelola masalah hubungan luar negeri dan pertahanan nasional.

Menurut Li, dalam periode Juni hingga Oktober 1958, adalah Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping yang paling bertanggung jawab atas kebijakan Lompatan Jauh ke Depan, komune penduduk, produksi industrial, serta propaganda. Dengan fakta-fakta ini, Zhang Hongzhi secara terang-terangan mengatakan,

“Adalah Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping, sebagai tokoh yang paling bertanggung jawab atas Lompatan Jauh ke Depan, gerakan komune penduduk, dan gerakan produksi baja besar-besaran; Lebih dari itu, Liu Shaoqi dan Deng Xiaoping, adalah orang yang paling “menentukan” (sekaligus pengawas) dalam propaganda. Pada saat itu, fakta-fakta ini, dari pimpinan tertinggi hingga pejabat terendah partai, semuanya mengerti dan mengetahui hal ini dalam hatinya.”


Kepustakaan:

Dongping Hang, “Farmers, Mao, and Discontent in China
 From the Great Leap Forward to the Present,” Monthly Review, Desember 2009.

Ellen Meiksins Wood, "Retreat From Class: A New 'True' Socialism,"Verso, 1999.

Joseph Ball, “Did Mao Really Kill Millions in the Great Leap Forward?”Monthly Review, September 2006.

Minqi Li, “The Rise of China and the Demise of the Capitalist World Economy,” Monthly Review Press, 2008.

Marta Harnecker, “Understanding the Venezuelan Revolution Hugo Chavez Talks to Marta Harnecker,” Monthly Review Press, 2005.

William Hinton, “Turning Point in China: An Essay on the Cultural Revolution,” Monthly Review Press, 1972.

BUNUH JUTAAN ORANG_STALIN BUKAN TERORIS KARENA BUKAN MUSLIM

Belulang Manusia Korban Stalin Ditemukan di Halaman Markas KGB

Anwar Khumaini - detikhot
Jumat, 05/10/2007 08:00 WIB
Belasan tulang-belulang manusia ditemukan di luar bekas gedung markas besar intelijen Uni Soviet, KGB, di pusat kota Moskow. Tulang itu diduga korban keganasan pemerintahan Stalin tahun 1930-an. Menurut seorang peneliti dari kantor kejaksaan Moscow, Sergei Buluchevsky, belasan tulang tersebut ditemukan oleh petugas kebersihan di kawasan tersebut. "Rata-rata tulang belulang tersebut ukurannya 40-50 cm," ujar Buluchevsky seperti dilansir AFP, Jumat (5/10/2007). Dalam lokasi tersebut, menurut Buluchevsky, pihak kepolisian setempat melaporkan ditemukan 34 tengkorak manusia. Juga ditemukan pistol buatan tahun 1903 yang sudah karatan di Jalan Nikolskaya, yakni jalan yang menghubungkan Red Square dan kantor KGB. Saat ini, lokasi tersebut dijadikan sebagai kantor pelayanan kemananan pemerintah Rusia. Buluchevsky menambahkan, tulang-belulang tersebut merupakan korban dari pemusnahan massa besar-besaran saat rezim Stalin memimpin Uni Soviet. Menurut sejarawan dari kelompok HAM Memorial, tengkorak itu merupakan korban pembunuhan massal Stalin antara 1930-an sampai 1940-an. "Kami yakin orang-orang ini dieksekusi di akhir 1930-an atau di awal 1940-an," kata Yelena Zhemkova, sejarawan dari Memorial. Di jalan yang sama dengan bekas markas KGB itu, juga terdapat pengadilan militer utama Uni Soviet. Pengadilan militer ini, menurut Yelena, merupakan "markas besar teror Stalin". (anw/aba) http://hot.detik.com/read/2007/10/05/080036/838166/10/
  

BUNUH JUTAAN ORANG_HITLER BUKAN TERORIS KARENA BUKAN MUSLIM

Liputan6.com, Berlin - Dalam kurun waktu 1939-1945, perang besar yang melibatkan banyak negara berkecamuk. Melibatkan lebih dari 100 juta orang dari berbagai negara. Tentu, jumlah korban tewas terbilang besar pula, diperkirakan mencapai lebih dari 60 juta orang. Perang ini dinamakan Perang Dunia II.
Perang global ini melibatkan 2 kubu, yakni Sekutu yang didominasi Amerika Serikat, Inggris dan Uni Soviet, serta Poros yang dipimpin Jerman, Italia, dan Jepang.
Pertempuran besar-besaran dalam PD II mulai benar-benar gencar setelah serangan Jepang ke pangkalan laut Pearl Harbor, Hawaii, Amerika Serikat. Sejak itu, Negeri Paman Sam menyatakan perang dengan Jepang.
Beberapa hari kemudian, pada 11 Desember 1941, tepat 74 tahun silam, Jerman dan Italia sebagai 'teman' Jepang mengobarkan perang balik ke AS.
Hari itu, pemimpin Jerman Adolf Hitler membuat pengumuman di Reichstag, Berlin. Dia mengatakan, Jerman sebenarnya ingin menghindari perang dengan AS, namun berdasarkan Perjanjian Tripartit yang diteken pada 27 September 1940, Jerman wajib membantu Italia demi mendukung Jepang.
"Jerman, Italia, dan Jepang akan terus melanjutkan pertempuran hingga kemenangan berhasil diraih. Kami semua bersatu untuk membentuk tatanan baru," tegas Hitler yang dikenal sebagai pemimpin diktator, seperti dimuat BBC on This Day, yang dikutip Liputan6.com pada Jumat (11/12/2015).

Pemimpin Nazi atau Reich Ketiga itu menuding Presiden AS Franklin Roosevelt dalam beberapa tahun terakhir telah mempropagandakan kebencian terhadap Jerman. "Roosevelt bertanggung jawab atas kekacauan pada tahun 1939 dan dia berencana menginvasi Jerman 2 tahun mendatang."
Sementara di balkon Gedung Piazza Venezia, Roma, diktator Italia Benito Mussolini juga menegaskan hal yang sama. "Kekuatan kami telah digariskan untuk menang."
Menanggapi 2 seruan perang dari Hitler dan Mussolini, Roosevelt langsung berkonsultasi dengan Kongres AS untuk menentukan langkah selanjutnya. Hasil rapat terbatas menyatakan setuju untuk berperang demi mempertahankan kedaulatan negara.
Pemerintah AS mengeluarkan undang-undang baru yang mewajibkan warganya untuk turut berperang di mana pun, demi membela negara.
Beberapa hari kemudian, Perdana Menteri Inggris datang ke Washington DC untuk mendukung AS melawan kekuatan Poros.
Sejak itu, peperangan dimulai. Yang pada akhirnya dimenangkan pihak Sekutu. Jerman, Italia kalah. Jepang menyerah setelah Kota Hiroshima dan Nagasaki dibom atom, yang berujung pada kemerdekaan Indonesia.
Sejarah lain mencatat pada 11 Desember 1981, pertumpahan darah terjadi di El Salvador. Sekitar 900 warga sipil dibunuh dalam pembantaian El Mozote. (*)

SISTEM OPERASI

video: https://www.youtube.com/watch?v=5AjReRMoG3Y
text:https://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_operasi

Sistem operasi (bahasa Inggris: operating system ; OS) adalah komponen pengolah piranti lunak dasar (essential component) tersistem sebagai pengelola sumber daya perangkat keras komputer (hardware), dan menyediakan layanan umum untuk aplikasiperangkat lunak. Sistem operasi adalah jenis yang paling penting dari perangkat lunak sistem dalam sistem komputer. Tanpa sistem operasi, pengguna tidak dapat menjalankan program aplikasi pada komputer mereka, kecuali program booting.
Sistem operasi mempunyai penjadwalan yang sistematis mencakup perhitungan penggunaan memori, pemrosesan data, penyimpanan data, dan sumber daya lainnya.
Untuk fungsi-fungsi perangkat keras seperti sebagai masukan dan keluaran dan alokasi memori, sistem operasi bertindak sebagai perantara antara program aplikasi dan perangkat keras komputer,[1][2] meskipun kode aplikasi biasanya dieksekusi langsung oleh perangkat keras dan seringkali akan menghubungi OS atau terputus oleh itu. Sistem operasi yang ditemukan pada hampir semua perangkat yang berisi komputer-dari ponsel dan konsol permainan video untuk superkomputer dan server web.
Contoh sistem operasi modern adalah LinuxAndroidiOSMac OS X, dan Microsoft Windows.[3]